Pages

Jumat, 11 Februari 2011

Hipnotis Dunia akhir 2010

Satu bulan lebih telah kita lalui sebuah moment yang mungkin diantara kita sekalian merayakannya. Sebuah perayaan yang telah berlangsung ribuan tahun, bahkan tanpa tahu berasal dari mana budaya itu berasal. Tahun baru, sebuah perayaan yang telah menguras dana yang sangat banyak. Habis dalam semalam hilang tanpa bekas. Jika ditanya kebaikannya, mereka hanya bilang semoga tahun ini lebih baik, semoga blablabla. Lalu apakah sebuah hal yang baik bisa dimulai dari kesia-siaan, rasa takabur dan kecintaan yang sangat akan dunia?

Tak lekang pula dalam ingatan kita sebuah pesta olahraga yang telah menghipnotis masyarakat Indonesia. Sepak bola, telah menjadi sebuah pematik rasa nasionalisme yang luar biasa. Hanya dalam beberapa minggu semua mata tertuju pada sebelas orang yang merebutkan sebuah bola dalam kejuaraan bertuliskan AFF. Dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote bersuarakan satu suara akan kejayaan sang Merah putih. Fanatisme pun berkembang dan ditunggangi pihak-pihak berkepentingan. Salahkah akan sebuah nasionalisme? Terlarangkah mencari nafkah ditengah sebuah moment kebangsaan? Tidak bolehkah mendukung Negara dalam sebuah ajang kehormatan?

Sekali-kali tidak! Tidak, jika kita tetap memenuhi Hak Sang Mahapencipta. Tidak, jika kita tak lantas musyrik dengan makhluk bertangan delapan. Tidak, jika kita tak mudah diadu kambing (domba). Jangan melihat ini sebagai sebuah kekangan. Bukankah “dunia ini bagaikan penjara bagi orang muslim”?. Jangan pula berpikir bahwa di Dunia ini kita bebas melakukan apa saja. ya, memang kita punya hak akan diri kita. Namun, ingatlah bahwa kita hanya makhluk yang selalu mendapat ‘fasilitas’ dari Dzat Yang Maha Mengatur? Sadarlah bahwa ada sebuah Negeri Akhirat yang kekal. Alam dunia yang penuh dengan buah-buahan yang dibawahnya mengalir sungai-sungai.

Satu bulan bukanlah waktu yang singkat. Instropeksi diri atas apa yang kita lalui dan lakukan selama ini. Hidup harus tetap berjalan! Mau atau tidak dengan masalah, mereka pasti ada untuk menjadi bumbu dalam hidup kita. Entah sampai kapan mata ini dapat melihat dan hati ini dapat merasa. Esok, lusa, atau tahun baru berikutnya? Allah telah menggariskan utnuk kita semua. Lakukan yang terbaik. Penuhi kewajiban kita dan Hak-Nya, maka kau kan tahu bahwa semua ini tercipta begitu Indah. Wallohu a'lam.

0 komentar:

Posting Komentar