Adzan
berkumandang, memecah hiruk pikuk kesibukan akan dunia. Panggilan Sang Pencipta
kepada seluruh hamba-Nya untuk bergegas menunaikan kewajibannya. Bahkan lebih
dari itu, kebutuhan, kebutuhan manusia akan pertemuan dengan-Nya. Tanpa
kecuali. Di pelataran Masjid dapat kita lihat alas kaki para perindu surga. Tapi
tunggu dulu, tidak hanya itu. Ternyata juga ada beberapa gerobak dan
pernak-pernik barang jualan. Gerobak dipakirkan rapi di halaman masjid sedangkan
beberapa dagangan lain disandarkan pada dinding masjid seolah menunggu yang
empunya kembali.
Seorang lelaki
berkaos oblong sedang berwudhu. Ah, indahnya. Lihatlah mereka ditengah
kesibukan dunia mereka masih bersemangat menuju Rabbnya. Padahal mereka harus
bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Jangankan untuk
membeli apa yang diinginkan, untuk yang dibutuhkan saja mereka harus berpikir
ulang dan mengaturnya. Sekarang bandingkan dengan kondisi kita saat ini. Maaf,
bandingkan penghasilan kita dengan mereka. Kita dapat pergi pulang kantor
dengan nyaman, gaji tetap setiap bulan. Masalah besar, ah paling hanya macet
yang memang sudah mengikat janji dengan jalan-jalan kota. Keluarga sehat, orang
tua atau anak masih bisa menikmati apa yang dibutuhkan. Jika lapar ada makanan
yang bisa dimakan atau cukup pencet nomor telepon untuk memesan. Sedangkan saudara-saudara
kita itu tak usah jauh memikirkan penghasilan, barang dagangan yang terjual
hari ini saja pun mereka hanya bisa mengira. Namun, mereka tetap berusaha dan
tidak pernah berputus asa atas rahmat Allah. Mereka tetap bergegas menuju
masjid saat dipanggil. Kita? Dimana rasa syukur kita? Semoga kita dapat
senantiasa belajar untuk terus memperbaiki diri.
0 komentar:
Posting Komentar