Jakarta - Rini (25) baru kali ini melihat uang ratusan
juta rupiah. Uang yang paling banyak dia lihat selama ini hanya Rp 5
juta. Itu pun hanya setahun sekali, hasil THR suaminya dan sumbangan
dari penghuni kost, tempat suaminya bekerja menjadi satpam.
Kisah
Rini menemukan uang ratusan juta itu bermula pada Rabu (16/1/2013)
malam. Rini bersama suaminya sekitar pukul 21.00 WIB baru saja pulang
membeli nasi goreng. Keduanya masih tinggal bersama mertua di kawasan
Banjaran Pucung, Depok.
"Pas di turunan, saya melihat ada tas di
jalan. Sempat dilewatin, tapi saya bilang ke suami saya supaya balik
lagi," jelas Rini saat bercerita kepada detikcom, Selasa (22/1/2013).
Saat
itu hari sudah gelap. Lampu penerangan jalan pun seadanya. Cuaca
gerimis. "Tapi kan namanya naik motor, kelihatan itu tas, Mas," jelas
ibu satu anak ini. Mereka kemudian memungut tas tak bertuan itu.
Rini
dan suaminya kemudian pulang ke rumah. Sesampai di rumah dengan rasa
penasaran Rini segera membuka tas itu. Alangkah kagetnya di dalam tas
perempuan itu ada uang pecahan seratus ribu dalam jumlah banyak.
"Masih
ada slip dari bank, tulisannya Rp 435 juta. Saya pikir itu uang palsu,
saya ambil selembar terus dibandingin sama uang yang asli. Tenyata
bener-bener uang asli," jelas Rini.
Tahu itu uang asli dan dengan
total uang sebanyak itu Rini langsung lemas. Tak berani dia
membuka-buka tas yang telah putus talinya itu. Uang Rp 100 ribu yang
sudah dia ambil dikembalikan. Di dalam tas itu juga ada handphone,
parfum, bedak, dan sejumlah benda lainnya.
"Saya nggak berani buka-buka lagi. Langsung disimpan di lemari, saya takut," imbuh Rini.
Akhirnya
uang itu teronggok di lemari. Esok harinya, dia dan suaminya bekerja
seperti biasa. Rini menjadi buruh cuci dan suaminya menjadi satpam di
sebuah tempat kost di kawasan Kuningan, Jaksel.
Baru pada Kamis
(17/1) malam, tas kembali dia buka. Tujuannya hanya untuk melihat HP
Nokia di dalam tas itu yang selalu berbunyi.
"Jumat pagi baru dibuka HP-nya, ada SMS isinya minta tolong agar uang dikembalikan karena menyangkut nyawa orang," jelas Rini.
Dia
pun segera mengontak suaminya. Sang suami meminta agar uang
dikembalikan saja. "Kata suami saya Allah itu Maha Tahu, dan ini
menyangkut nasib orang, kasihan. Lagian saya juga pingin hidup tenang,"
imbuh Rini.
Jumat (18/1) kontak dilakukan dengan orang yang
mengirim SMS itu. Ternyata uang itu milik sebuah perusahaan di Bekasi.
Bendahara perusahaan itu tanpa sengaja menjatuhkan uang itu. Kala itu,
sang bendahara baru saja mengambil uang, namun kemudian tiba-tiba dia
mendapat kabar ibunya di Depok terkena serangan jantung.
Bendahara
itu pun segera pulang ke Depok dengan buru-buru dengan motor. Tas
berisi uang tempat yang dia bawa talinya lepas. Tas berisi uang pun
hilang. Sang bendahara sempat dilaporkan perusahaan tempatnya bekerja
dengan tuduhan penggelapan dan ditahan selama 2 hari.
"Sabtu pagi
suami saya izin dulu dari tempat kerjanya, terus pulang ke rumah.
Siangnya sekitar pukul 10.00 WIB, datang orang dari perusahaan itu pakai
jas, pakai dasi. Suami saya ikut naik mobil bawa tas itu," terangnya.
Setelah
uang dikembalikan, lewat telepon sang suami bercerita. Uang itu untuk
membayar gaji karyawan perusahaan. Sang bendahara juga menyampaikan
terima kasih karena setelah uang itu dikembalikan ke perusahaan, dia
dibebaskan dari tahanan polisi.
"Ya ibu itu nelepon bilang terima kasih. Saya bilang agar hati-hati saja," jelas Rini.
Rini
mengaku tak munafik awalnya dia sempat ingin memiliki uang itu. Tapi,
dia berpikir bahwa Allah yang mengatur rezeki. Semua sudah ada haknya
masing-masing.
"Yah namanya orang biasa hidup susah, Mas.
Semuanya saya serahkan kepada Allah, yang penting hidup tenang," tutur
Rini yang awalnya tak mau menceritakan kisah ini.
Setelah
mengembalikan uang, Rini dan suaminya mendapat imbalan Rp 10 juta dan
sang suami mendapat penawaran bekerja di perusahaan itu.
http://news.detik.com/read/2013/01/22/135508/2149475/10/contohlah-kisah-prt-di-depok-yang-temukan-rp-435-juta-mengembalikannya?9911012
Selasa, 22 Januari 2013
Kisah PRT di Depok yang Temukan Rp 435 Juta & Mengembalikannya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar